Senin, Desember 01, 2008

Unsur-Unsur Intrinsik Puisi

1) Tema : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita.
2) Rasa : arti emosional ( sedih, atau merasa heran dsb).
3) Nada : Intonasi puisi ( suara keras atau lembut) ; penyair dapat menggurui,
mencaci, merayu, merengek,menyindir, mengajak dsb terhadap pembaca atau
pendengar.
4) Amanat
5) Diksi
6) Imajinasi
a. Imajeri pandang
b. Imajeri dengar
c. Imajeri rasa
d. Imajeri kecap
7) Kata-kata kongkret
8) Gaya bahasa
9) Ritme
10) Rima

Puisi Islami


Maulud Nabi


Ketika itu hari Senin
Tanggal 12 Rabiul Aवाल tahun Gajah
Lahirlah seorang bayi, di tengah-tengah Gurun Sahara
Di tengah-tengah keterbelakangan dan kemiskinan
Muhammad bin Abdullah
Yang namanya tercatat dengan tinta emas dalam sejarah

Kaum Qurais ketika itu
Dalam keadaan mursal dan bodoh
Di tengah-tengah kemursalan dan kebodohan
Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak
Dan menyampaikan risalah

Muhammad
Yang menegakkan dan menyegarkan
Agama yang terbesar di dunia
Agama Islam

Nabi Muhammad
Adalah tokoh dunia nomor wahid
Di antara seratus tokoh dunia
Yang paling berpengaruh dalam sejarah

Kelahiran Muhammad
Merupakan titik awal kebangkitan Islam
Dunia terasa terang
Bangsa-bangsa di dunia mulai bersatu padu
Untuk menggalang persatuan

Muhammad Rasul penghabisan
Penutup semua wahyu Ilahi
Yang membawa amanat dan rahmat
Bagi semua umat

Aku sebagai umat Muhammad
Kan kupegang teguh ajarannya
Kitabbullah
Sunah Rasul
Yang menjadi pedoman umat
Di seluruh penjuru dunia


MUHAMMAD RASULULLAH
( Buah Karya : Ameer Hamzah )

Jika ada yang bertanya

Siapa yang paling engkau cintai
di dunia ini selain Allah?
Kita menjawab; Muhammad Rasulullah
Sebab Ia dicintai Rabbul Alamin
Namanya menyatu dalam syahadattain
Membasahi bibir hamba muttaqin
Menyubur dalam jantung
Mengalir dalam darah
Setiap hari salam dan selawat
kita panjatkan untuknya.

Jika ada yang bertanya
Siapa yang paling engkau teladani
di dunia ini selain Allah?
Kita menjawab ; Muhammad bin Abdullah
Sebab ia berakhlaqul karimah
Membenci kekafiran memusuhi kemunafikan
Sejak kecil sudah bergelar al- Amin
Terpelihara dari menyembah berhala,
dan bebas dari segala dosa.

Jika ada yang bertanya
Siapa yang paling engkau idola
di dunia ini selain Allah?
Kita menjawab Muhammad binti Aminah
Sebab ia yang paling sempurna akhlaknya
diantara semua makhluk-Nya
Penyebar rahmat untuk alam semesta
Petunjuk jalan ke surga
dengan penuh hikmah tanpa memaksa
Kini seluruh alam namanya bergema
Allah, Malaikat, Jin dan Manusia
berselawat padaNya

Oase di Tengah Jazirah
Buah karya : Abdul Wachid BS.

Gajah-gajah abrohahkah yang kembali
menjeritkan kematian itu? Di Jazirah
di sebuah kota tua makkah : Tangis kelahiran itu
Pun nyaring ke pendengaran. Adzan semesta
kembali membuka dunia.
Lalu beribu –ribu sholawat para malaikat
menyingkap kelambu langit yang pekat.
Lalu burung-burung ababil berhamburan
menyemburkan kerikil. Adalah bara yang
bertumbuhan di kepala mereka.
Tapi, bagi bayi Akhir Nabi Ia mengucap doa semata.
Gajah-gajah abrohahkah yang kembali mengepung
jazirah itu? Mata mereka nanar
mengincar dara-dara dan dinar.
Lalu merekapun runtuh hanya buat debu dan debu.
Sedang langit tunduk, sedang pohon-pohon
kurma merunduk, sedang kafilah onta pun tertunduk.
Di Jazirah, di kota tua Makkah.
Dari sebuah rumah yang mendekat pada Ka’bah
Dari rahim Bunda Siti Aminah : Nyaring
Ayat-ayat kelahiran itu ke pendengaran insan
Lalu kembali, mendekapkan langit pada bumi yang
Sepulang Isa , lima abad disumbat berhala.
( 15 abad lalu. Di Jazirah itu
Sekarang orang-orang tinggal terkenang).
Nabi dan Akhir Nabi pernah lewat lorong
lorong Makkah. Dan menggubah sejarah
dengan doa dan air mata yang terus membasah
“Muhammad, kekasih. Air matamu itu oase yang
menggenang di tengah Jazirah
dan untuk minuman umat”
(Tetapi kini mereka menutup pintu dan hati
bagi kasidah kelahiran
Dan sepi lagi mendesak di sini
Dan gajah-gajah abrohah itupun kian gemuruh
Dan menjarah kemari sepagi ini!)


ISRA’ MI’RAJ

27 Rajab
Terjadilah peristiwa yang maha hebat
Nabi Muhammad SAW
Berisra’ Mi’raj
Dari Masjidil Haram , ke Masjidil Aqsha,
Kemudian….
Ke Sidratul Muntaha
Malaikat Jibril sebagai perantara
Buraq sebagai kendaraan
Di kala itu
Nabi Muhammad menerima perintah
Shalat lima kali sehari semalam
Yang diwajibkan
Bagi semua insan
Di seluruh penjuru dunia

Minggu, November 30, 2008

Asal Usul Surabaya

Dahulu kala terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas,sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi, belum pernah ada yang menang, ataupun yang kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
“Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya,” kata ikan Sura.
“Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan buaya segera menerangkan.
“Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan daratan dan air, kita temukan batas, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!”
“Baik aku setujui gagasanmu itu!” kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Tetapi pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.
“Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja .
“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah sungai ini kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,” kata Ikan Hiu Sura.
“Apa? Sungai itu kan tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasanku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa. Aku kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Hiu Sura.
“Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?”
“Tidak! Kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!” kata Sura.
“Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!” kata Buaya mulai marah.
“Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!” Sura tetap tak mau kalah.
“Kalau begitu kamu bermaksud membohongiku?” Dengan demikian perjanjian kita batal! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya.
“Berkelahi lagi, siapa takuuut!” tantang Sura dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu selalu membelok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu ikan sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya yaitu gambar ikan sura dan buaya.